 |
| Wikipedia.org poster |
Tidak habis pikir bahwa film The Devil Inside ternyata sangat controversial, baik dari segi filming atau penghasilan. Ya, film yang disutradarai oleh William Bell ini hanya mengeluarkan modal $1 juta saja, tapi meraup bruto $101,087,479 di seluruh dunia menurut Boxoffice Mojo. Wah, brutonya mencapai seratus kali lipat. Pembuatan filmnya sangat sederhana dan jelas tidak membutuhkan banyak property atau tempat. Seperti The Raid Redemption. Mengapa bisa meraup bruto sebesar itu?
Kemungkinan ada beberapa faktor. The Devil Inside dibuat dengan gaya dokumentaris, atau seperti film dokumenter. Ini seperti misalnya kamu membuat film sendiri dengan handphone atau handycame. Pernah nonton film Keramat buatan Indonesia? Film yang dibintangi Poppy Sovia dan kawan-kawan. Nah, film The Devil Inside mirip film itu. Jadi kesannya lebih nyata, seperti kejadian nyata, dan jauh dari filming.
Dan karena ini, banyak orang kontroversi dengan film The Devil Inside. Bagi orang yang lebih senang menonton film saja, tanpa mengerti tentang sisi filmingnya, film ini akan tampak kurang seru dan endingnya dingin, tidak mengejutkan. Ya, sekali lagi karena gaya dokumentarisnya itu. Tapi bagi orang yang mengerti tentang filming atau filmografi, film ini memang bisa diapresiasi. Dan para tokoh yang bermain memang lebih terdorong untuk membentuk karakternya sendiri ketika menghadapi kejadian-kejadian horor.
Seperti dalam film Keramat itu tadi, karakter dalam The Devil Inside juga semakin bisa dipahami dan mendalam secara natural, sesuai karakter asli si tokoh. Jadi akan kelihatan sejauh mana dan sebagus apa pendalaman karakter dalam setiap tokohnya. Well, film yang bertahan sekitar satu minggu di awal-awal Januari dalam urutan pertama box office Hollywood ini pun berhasil menarik para penonton. Ya, apalagi di barat sana film horor selalu menarik dan membuat penasaran, seperti film Saw.
Link download The Devil Inside: http://tinypaste.com/389503d1 password: seribufilm |
0 comments:
Post a Comment